Istilah Internet of Things atau IoT tengah banyak diperbincangkan di Indonesia belakangan ini. Tetapi apa sih IoT itu? Apa dampak IoT dan mengapa IoT baru sering digunakan di Indonesia beberapa tahun belakangan? Mari kita simak jawabannya di artikel tentang Internet of Things berikut ini.
Sederhananya, Internet of Things atau dalam bahasa Indonesia disebut Internet Untuk Segala adalah sebuah system yang memanfaakan internet untuk mengerjakan semua hal tanpa memerlukan lagi campur tangan manusia.
Bila dilihat, memang saat ini internet sudah sangat berkembang di Indonesia. Hampir semua manusia, computer, smartphone, dan gadget lainnya bergantung pada internet. Tak heran jika internet disebut sebagai salah satu sumber kehidupan manusia.
Tetapi pengertian dari Internet of Things tidak selesai sampai situ saja. Kita akan membahas lebih jelas lagi soal IoT di bawah ini.
Internet of Things Adalah?
IoT atau internet untuk segala adalah sebuah konsep dimana sebuah benda, objek, alat, atau perangkat dapat mentrasfer data melalui jaringan internet tanpa membutuhkan bantuan dan interaksi dari manusia sama sekali, baik dari manusia ke manusia maupun manusia ke komputer.
Artinya, komputer, objek, atau perangkat tersebut mengerjakan semua tugasnya hanya dengan bantuan internet. Sedangkan manusia hanya memprogram dan mengawasi kerja perangkat tersebut saja.
Saat ini, IoT sudah digunakan dalam banyak perangkat dan system. Mulai dari konvergensi teknologi nirkable, MEMS atau Micro Electromechanical System, dan tentunya jaringan internet. Selain itu contoh sistem operasi Internet Untuk Segala yang paling sering ditemui ialah QR Code.
Bila anda semua perhatikan, kita hanya perlu melakukan scan QR Code untuk melakukan transfer, membuka data, mengirim data, atau bahkan memverifikasi tiket pesawat. Tanpa perlu bantuan manusia untuk menginput data dan lain–lain, IoT bisa bekerja dengan sangat cepat dan tidak membuang waktu.
Dan tentunya, kemungkinan IoT untuk melakukan kesalahan sangat kecil. Sebab semuanya perangkatnya sudah diprogram dengan sedemikian rupa untuk meminimalisir bug atau kesalahan yang terjadi.
Apa Itu Internet Of Things dan Contohnya Di Kehidupan Manusia
Seperti yang telah dijelaskan di atas, Internet of Things adalah sebuah konsep dimana manusia memanfaatkan internet agar mesin bisa berkomunikasi dengan mesin yang lain dan membantu kehidupan manusia.
Bagaimana bisa seperti itu? Tentunya dengan melakukan pemrograman yang dimasukan ke kedua perangkat atau lebih.
Dalam IoT sendiri, ada 5 aspek dasar yang membentuk system operasinya. Yaitu :
- Artificial Intelligence
- Sensor
- Konektivitas
- Perangkat
- Active Engagement
Artificial Intelligence bisa dibilang bekerja sebagai otak dari semua system yang digunakan dalam IoT. Perangkat adalah rumah atau alat dimana system IoT dipasang. Sensor dan konektivitas bekerja sebagai perantara agar perangkat bisa saling berkomunikasi dan bekerja. Sedangkan Active Engagement digunakan sebagai pendukung tambahan pada system.
Internet of Things sendiri sudah banyak digunakan dalam berbagai sektor kehidupan. Mulai dari sektor perindustiran, transprotasi, perdagangan, rumah tangga, bahkan sektor keamanan.
Salah satu contoh kegunaan system Internet Untuk Segala yang paling banyak kita rasakan ialah dalam sektor perdagangan, khususnya ketika kita menggunakan dompet digital. Ketika kita ingin membayar makanan atau barang belanjaan dengan dompet digital, sering kali kita melakukan scan QR Code.
QR Code tersebut menggunakan system IoT agar bisa berfungsi. Yaitu agar smartphone dan dompet digital anda bisa berkomunikasi dengan smartphone dan dompet digital penjual. Sehingga dana bisa ditransfer langsung ke akun sang penjual tanpa membutuhkan interaksi dari manusia.
Sedangkan bila menggunakan interaksi manusia, anda perlu memasukan nomor akun sang penjual ke aplikasi dompet digital anda, memasukan jumlah, baru melakukan transfer.
Contoh IoT yang berikutnya ialah penggunaan RFID atau Radio Frequency Identification. RFID ini juga digunakan dalam berbagai sektor dan salah satunya ada pada E-KTP di Indonesia.
Singkatnya, RFID ini menggunakan gelombang frequency radio agar perangkat bisa berkomunikasi dengan perangkat lainnya. Biasanya RFID digunakan untuk memverifikasi data dan objek. RFID juga digunakan dalam penerbangan untuk mengkonfirmasi barang di bagasi hingga memverifikasi tiket pesawat.
Sejarah Internet of Things
Penggunaan prinsip Internet Untuk Segala sebenarnya pertama kali dibuat pada tahun 1990, hanya 1 tahun setelah Internet mulai terkenal yaitu tahun 1989. Pada tahun 1990, John Romkey membuat sebuah pemanggang roti yang bisa dimatikan dan dinyalakan melalui internet.
Kemudian pada tahun 1997, Paul Saffo memperkenalkan teknologi sensor, kegunaan, serta masa depan teknologi sensor yang ia perkirakan akan sangat membantu kehidupan manusia. Dan 2 tahun setelahnya, tepatnya pada tahun 1999, konsep sistem Internet of Things baru dibuat oleh Kevin Ashton.
Di tahun yang sama, teknologi RFID juga baru ditemukan dan mulai digunakan secara global. Sejak saat itulah IoT mulai dikembangkan oleh para peneliti dari seluruh dunia.
Penggunaan IoT untuk gadget dan teknologi secara masal baru pertama kali dilakukan oleh LG pada tahun 2000. Pada saat itu, LG ingin mengeluarkan kulkas pintar yang bisa memonitor stok makanan secara otomatis dengan bantuan IoT.
Dan pada tahun 2008, mulai banyak perusahaan teknologi dan otomotif yang menggunakan konsep Internet Untuk Segala dalam membuat Smart Car, Smart TV, Smartphone, Smartwatch, dan gadget pintar lainnya.
Perkembangan Internet of Things di Indonesia
Perkembangan teknologi IoT di Indonesia terbilang sedikit terlambat. Hal ini disebabkan karena regulasi dan peraturan pemerintahan yang belum secara jelas memutuskan apakah IoT boleh digunakan secara umum atau tidak.
Regulasi ini terhalang 3 hal, yaitu standar frekuensi, TKDN dan standarisasi perangkat yang masih dipertimbangkan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika Indonesia.
Tetapi saat ini, tidak sedikit pula perusahaan–perusahaan dalam negeri yang mulai menggunakan konsep Interent Untuk Segala dalam pengembangan usahanya. Seperti salah satunya ialah Hara, perusahaan yang bergerak di bidang pertanian.
Hara menggunakan IoT untuk mengetahui karakteristik lahan pertanian dan perkiraan hasil panen dengan menggunakan web analysis. Dan tentunya, teknologi ini akan sangat membantu para petani di Indonesia untuk mengolah hasil panennya dengan lebih baik.
Selain itu, ada pula Nodeflux, salah satu startup pertama asal Indonesia yang mengembangkan teknologi Artificial Intelligence. Salah satu produk dari Nodeflux yang menggunakan konsep IoT ialah Face Recognition atau Facial Recognition.
Kini, teknologi Face Recognition juga mulai digunakan dalam tilang online yang sudah mulai berlaku di Indonesia. Artinya, penggunaan konsep Internet Untuk Segala mulai banyak digunakan oleh perusahaan–perusahaan meskipun dalam skala masal dan bisa dinikmati oleh masyarakat umum.
Kemudian ada Smart City yang sekarang juga mulai dikembangkan di kota–kota besar di Indonesia. Smart City ini akan menghubungkan semua elemen kota berikut fasilitas kota agar semakin mudah dalam mengatur maupun dalam menggunakannya oleh masyarakat setempat.
Itulah pembahasan lengkap mengenai konsep dan penggunaan Internet of Things di Indonesia maupun secara global. Tentunya, teknologi ini akan sangat membantu kehidupan manusia agar menjadi lebih sederhana.